Antara Film Lokal dan Film Barat. Mana yang Lebih Menarik?
Film merupakan karya seni yang banyak diminati oleh berbagai kalangan. Tetapi anak muda jaman sekarang lebih menyukai film buatan luar negeri daripada film lokal. Hal ini diungkapkan oleh Fariz Fadillah Mardianto dalam jurnalnya yang berjudul Analisis Komparatif Daya Saing Film Indonesia dengan Film Internasional. Jurnal tersebut diterbitkan dalam International Journal of Innovation, Creativity and Change Volume 5, Issue 3 tahun 2019.
Edo (19) merupakan salah satu anak muda Indonesia yang lebih menikmati film buatan seniman luar negri. Edo menilai film buatan luar negri biasanya dikerjakan dengan lebih “niat” daripada film lokal.
“Ceritanya menurut saya lebih menarik. Sinema yang ditampilkan juga lebih bagus. Make up pemeran dalam film juga lebih natural dan menarik daripada film buatan Indonesia,” cerita Edo. Selain itu film-film barat juga lebih detail dan memperhatikan hal-hal kecil. Seperti pemilihan dialog yang diucapkan oleh tokoh-tokoh di dalamnya.
Edo juga bercerita, awal kecintaannya pada film buatan luar negri dimulai ketika ia diajak oleh salah satu temannya untuk menonton salah satu film kelauaran studio Marvel. Mulai saat itu, Edo menjadi tertarik untuk menikmati film-film luar negri yang lain. Tidak hanya film, Edo juga menyukai series-series pendek buatan luar negri. Biasanya Edo mengakses series-series tersebut melalui platform streaming Netflix.
Sejalan dengan Edo, Naza (19) lebih menyukai film buatan luar negeri daripada film buatan Indonesia. Menurut Naza, film luar negri dibuat dengan persiapan yang lebih matang daripada film Indonesia. Proses pembuatan film luar negri mulai dari penyusunan script, pemilihan tokoh hingga pengambilan gambar digarap dengan lebih serius daripada film Indonesia.
Hal lain yang menarik dari film buatan luat negri adalah plot twist di luar dugaan yang terdapat pada klimaks film. Hal ini merupakan salah satu daya tarik film buatan luar negri. Naza berpendapat bahwa saat ini film Indonesia belum mampu sehebat film luar negri dalam hal pembangunan cerita.
Berbanding terbalik dengan Edo dan Naza, Jaka (19) menyebutkan bahwa dirinya lebih menyukai film lokal karya seniman Indonesia dibanding film luar negeri. Jaka menjelaskan bahwa kesukaannya terhadap film lokal berkaitan erat dengan nasionalisme. Jaka merasa bahwa sudah sepatutnya anak muda Indonesia bangga dengan hasil karya seniman asli Indonesia. Selain itu, Jaka juga merasa bahwa saat ini film asli Indonesia sudah mencapai kualitas setara dengan film buatan luar negeri.
“Film-film Indo zaman sekarang itu sedang bagus-bagusnya, kita harus bisa menikmati itu, kalau bukan kita terus siapa lagi,” terang Jaka saat ditemui oleh reporter FNews pada hari Minggu, 27 November 2023.
Kecintaan Jaka pada film Indonesia bermula ketika ia masih duduk di bangku sekolah menengah. Jaka pertama kali mengenal film adalah melalui koran. Saat itu Jaka sering membaca ulasan film yang tertulis dalam section khusus pada koran. Hal inilah yang mendorongnya untuk menonton film yang tertulis di dalam koran tersebut.
Jaka juga bercerita, kecintaannya pada dunia film saat ini dituangkan dengan bergabung ke komunitas pecinta film yang ada di Surabaya. Dari komunitas tersebut Jaka sering mendapat undangan untuk menghadiri berbagai acara gala premier ataupun tur promosi dari film-film lokal asli Indonesia. Jaka juga menerangkan hal ini merupakan salah satu bentuk dukungan dan apresiasinya sebagai penikmat film agar perfilman asli Indonesia dapat berkembang menjadi semakin baik.
Nama : Safira Mushollia
NIM : 23041184001
Komentar
Posting Komentar