"Budidaya Ikan Hias di Desa Bendiljati Wetan: Perjalanan Panjang Ismiati dan Warisan yang Dilanjutkan oleh Generasi Baru"

  



Desa Bendiljati Wetan yang berlokasi di Tulungagung merupakan desa yang sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai pembudi daya ikan hias. Usaha ikan hias di desa tersebut sudah lama terbentuk sudah sejak lama.

    Ismiati (67) merupakan salah satu pembudi daya ikan hias asal Desa Bendiljati Wetan sudah menjalani usaha budi daya ikan hias sejak beliau masih muda. Ismiati tidak ingat persis kapan pertama kali ia memulai usaha tersebut.

Perjalanan bisnis Ismiati dimulai sejak usia muda. Pada awalnya, beliau hanya seorang pecinta ikan hias yang menikmati mengamati keindahan warna-warni dan gerak lincah ikan di kolam milik orang tuanya. Orang tua Ismiati merupakan pembudi daya ikan hias semenjak Ismiati masih kecil.

“Sejak muda saya sering membantu orang tua saya mbak, lalu saat orang tua saya sudah tua dan fisiknya tidak kuat, usaha ini saya lanjutkan bersama suami,” cerita Ismiati saat ditemui oleh reporter FNews pada hari Sabtu, 2 Desember 2023. 

Saat ini usaha budi daya ikan hias yang dijalankan oleh Ismiati sudah sangat berkembang pesat daripada saat pertama kali ia memulai usahanya. Ismiati juga menuturkan bahwa ia sempat mencoba untuk membudidayakan ikan konsumsi, tetapi Ismiati merasa lebih cocok menjadi seorang pengusaha ikan hias daripada ikan konsumsi.

“Kalau ikan hias itu saya sudah punya pasarnya, dari dulu pelanggan saya tetap sama, kalau ikan konsumsi harus memulai lagi dari awal,” tuturnya.

Seperti yang dialami oleh banyak pengusaha, berbisnis tidak hanya tentang kesenangan belaka. Ada banyak kendala yang dihadapi oleh Ismiati selama puluhan tahun menyelami bisnis ikan hias. Salah satunya adalah cuaca yang tidak menentu. Cuaca meskipun tidak berpengaruh besar, terkadang menjadi penentu kesehatan ikan-ikan yang dipelihara oleh Ismiati. 

Selain itu, ketidakpastian harga pasar juga merupakan tantangan besar yang harus dihadapi oleh Ismiati. Ketidakpastian harga pasar dipengaruhi oleh beberapa hal seperti cuaca, stok ikan, dan permintaan pasar. Meskipun harga pasar menjadi salah satu tantangan besar, hal ini tidak menyuritkan semangat Ismiati dalam menjalankan usahanya. Ismiati belajar untuk lebih fleksibel dalam mengatur keuangan dari usahanya. Ismiati menilai naik turun harga ikan hanyalah tantangan dalam berbisnis. Bukan alasan untuk menyerah lalu berhenti.

Tantangan lain yang dihadapi oleh Ismiati sebagai pembudidaya ikan hias adalah selera pasar yang cepat sekali berubah. Apa yang diminati pasar hari ini bisa saja tidak lagi populer besok. Ini merupakan tugas utama Ismiati untuk selalu up to date dengan selera pasar sehingga usahanya dapat bersaing dengan pembudidaya ikan hias lainnya. 

Untuk menghadapi perubahan selera pasar yang berubah sangat cepat, Ismiati tidak hanya mengandalkan pengetahuan pribadinya. Beliau juga bergabung dalam sebuah komunitas pembudidaya ikan hias yang ada di desanya. Dari komunitas tersebut Ismiati mengetahui jenis-jenis ikan apa saja yang diminati oleh pasar sehingga Ismiati bisa menentukan jenis ikan apa yang harus ia pelihara.  

Saat ini, karena keterbatasan usia, usaha budi daya ikan hias milik Ismiati dilanjutkan oleh anak cucunya. Ismiati merasa anak cucunya sudah memiliki ilmu yang mumpuni untuk melanjutkan bisnis tersebut.

“Usaha ini saya dapatkan dari orang tua saya. Dulu orang tua saya juga mewarisi dari orang tua mereka. Usaha ini merupakan usaha turun temurun,” terang Ismiati.

Ismiati juga menilai anak cucunya akan leboh mampu menjalankan usaha ini daripada dirinya.

“Mereka lebih mengerti metode berbisnis zaman sekarang, koneksi yang mereka miliki juga lebih luas”.

Nama    : Safira Mushollia

NIM      : 23041184001


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Revolusi Pencarian Kos: Mamikos Menggantikan Metode Konvensional dengan Teknologi Canggih

Relevansi pengguna e-book di kalangan pelajar

Anak Muda Berjaya di Dunia Freelance: Kisah Sukses Mahasiswa dalam Meniti Karier Mandiri