Kilas balik singkat, perjuangan dan awal mula berprofesi sebagai pelaut

 

https://pin.it/2LgWPbZ

SURABAYA (04/12/23) – Memiliki hobi berjalan jalan serta bercita cita untuk bekerja diluar negeri membuat pria berusia 41 tahun bernama lengkap Acmad Laurah memutuskan untuk menjadi seolag Pelaut sejak berada di bangku sekolah teknik menengah (STM).

Meskipun ia sudah berkeinginan untuk menjadi pelaut sejak duduk dibangku sekolah, Aco baru bisa bekerja di profesi yang ia inginkan saat usianya 26 tahun. Alasan utama mengapa baru menjadi pelaut di umur 26 tahun adalah karena permasalan ekonomi di keluarga nya.

“Saya memang ingin jadi pelaut dari di sekolah teknik menengah (STM), tapi ngga ada biaya nya jadi kerja dulu sampe punya izin berlayar” ungkap Aco

Ia mengaku bahwa ekonomi di keluarga nya tidak sebaik itu untuk membuatnya melanjutkan sekolah ke sekolah husus pelayaran, karena hal itu juga Aco harus memendam dahulu cita cita nya untuk bisa bekerja sebagai pelaut dan bekerja di pabrik tekstil selama kurang lebih lima tahun.

Setelah ekonomi keluarga nya membaik dan dirinya sudah memiliki tabungan yang cukup untuk melanjutkan pendidikan, Aco akhir nya bisa bekerja sesuai keinginan nya yaitu menjadi pelaut.

“Berkesan banget waktu berlayar pertama kali, karna akhirnya bisa kerja sesuai keinginan”tutur pria berusia 44 tahun tersebut.

Pengalaman yang tak terlupakan dan sangat berkesan bagi Aco ketika akhir nya bisa bekerja sesuai keinginan nya yakni sebagai pelaut khusus nya dibidang mesin kapal.

Pengalaman pertama nya ia berlayar di kapal yang bermuatan barang (cargo) dibawah naungan perusahaan asal singapura yang bernama Line Fast PTE LTD.

“Ingat banget perusahaan pertama tuh asal Singapura, kapal nya bawa muatan barang” lanjut Aco.

Ia menghabiskan masa kontrak nya selama dua tahun di perusahaan tersebut, lalu pulang ke Indonesia untuk menikah serta mencari perusahaan lain yang muatan kapal dan perjalanan kapal nya berbeda dengan perudahaan sebelum nya.

“Setelah dari perusahaan Singapura saya melamar ke perusahaan dari Yunani, yang baru buka cabang di Indonesia” tambah Aco.

Seperti tujuan awal nya ia melamar, diperusahaan asal Yunani ini membawa muatan kapal yang berbeda dengan perusahaan sebelum nya. Kapal nya membawa muatan cairan wet cargo dan berlayar di wilayah tenggara benua Eropa.

Perjalanan nya bekerja sebagai pelaut terus berlanjut, Aco mencoba berbagai perusahaan yang membawa muatan berbeda beda mulai dari barang, cairan, manusia, dan lain sebagainya. Selain itu, ia pun sudah berlayar mengelilingi empat benua dalam jangka waktu yang berbeda selama ia menjalani profesi sebagai pelaut.

Dibalik kesenangan nya menjalani profesi sebagai pelaut ternyata Aco pun merasakan hal hal yang tidak enak seperti merindukan keluarga dan kampung halaman, takut akan terjadi hal buruk, dan masih banyak lagi.

“Hal yang kurang berkesan jadi pelaut ya pasti bosen, kangen keluarga dirumah, selalu ada rasa takut gabisa ketemu mereka, cuaca ekstreme juga” ujar Aco.

Hal yang mungkin menjadi ketakutan bagi pelaut juga dirasakan oleh Aco, dimana ia merasa rindu dengan suasana dirumah dan berada di sekitar orang orang yang ia sayangi. Aco menambahkan juga ia masih memiliki rasa takut akan tidak bisa bertemu dengan keluarga nya lagi ketika sedang berada di tengah laut dengan cuaca buruk disertai ombak laut yang sedang pasang.

Aco pun berpikir kalau ini adalah bagian dari pekerjaan yang ia suka dan cita citakan sedari ia remaja

“Ini udah jadi konsekuensi dari profesi pelaut kan, jadi dijalanin aja sambal terus inget tuhan” cakap pria berusia 44 tahun yang berprofesi sebagai pelaut bernama Aco.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Revolusi Pencarian Kos: Mamikos Menggantikan Metode Konvensional dengan Teknologi Canggih

Relevansi pengguna e-book di kalangan pelajar

Anak Muda Berjaya di Dunia Freelance: Kisah Sukses Mahasiswa dalam Meniti Karier Mandiri